Mengerikan! Walang Sangit yang Bau Menyerang Warga

Walang Sangit kembali meresahkan masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat. Pasalnya Walang Sangit terus menyerang hama lahan pertanian mereka. Jika serangan walang sangit terus berlangsung maka pada panen kali ini hasil pertanian akan menurun drastis. Petani dari desa Samak, Sintang, Kecamatan Dedai  mengatakan bahwa serangan walang sangit yang kali ini terjadi sungguh sangat mengecewakan sekali, padahal mereka berharap bahwa panen kali ini dapat memperoleh hasil yang sangat banyak. Walang sangit yang biasa dikenal juga dengan sebutan empangau menyerang padi yang sudah mulai bermalai. Bulir bulir muda menjadi santapan walang sangit, sehingga padi tersebut menjadi rusak dan sudah tak berisi lagi.

Segala macam cara sudah dicoba oleh petani untuk dapat mengusir hama walang sangit tersebut, namun walang sangit semakin berdatangan sehingga para petani tersebut sangat kesulitan untuk mengusirnya. 

Salah satu petani mengatakan bahwa "sudah mencoba untuk menyemprotkan racun ,tapi belum ada hasilnya, Empangau tetap berdatangan dan memakan bulir bulir padi kami,". Dia juga mengatakan bahwa lahan padi yang  dipakai untuk bertani dengan petani lainnya seluas dua hektare saat ini banyak malai dan buli bulir padi  yang sudah rusak akibat dari serangan walang sangit. Diprediksi bahwa akibat dari serangan walang sangit ini hasil panen tidak akan sesuai dengan harapan mereka.

Dapatkan Jutaan Rupiah dengan mendaftarkan ID anda disini!

Karena serangan hama kali ini, banyak petani yang sangat kecewa sekali. Padahal mereka baru saja menerapkan tekhnologi pertanian Hazton.Tekhnologi pertanian Hazton adalah cara bertani dengan padi yang ditanam sebanyak 20 bibit sampai 30 bibit. Cara bertani yang biasa mereka lakukan adalah menanam dengan hanya 3 sampai 5 bibit saja. Sebenarnya dengan cara baru menerapkan tekhnologi pertanian Hazton para petani ingin melihat berapa ton yang dapat dicapai dengan dipraktekannya tekhnologi baru tersebut. 

Keluhan yang sama juga disampaikan oleh salah satu petani dari desa Tekudak,Kecamatan Kalis, Kabupatan Kapuas Hulu. Petani petani kesuliatan menghadapi adanya serangan walang sangit. "Sudah segala macam cara yang dilakukan, baik dari menggunakan obat beracun dan juga dengan cara yang alami. Akan tetapi serangan tersebut terus bertambah." Kata Rosalia, kelompok Tani Sungai Sepangin.

Pada hari Senin 17 Juli 2017, dia baru saja menerapkan menanam padi dengan tekhnologi Hazton di lahannya seluas 0,5 hektare. Tapi hasilnya baru mencapai 10 karung dengan ukuran 50 kg gabah kering. Padahal hasilnya seharusnya lebih banyak, akan tetapi karena serangan dari hama walang sangit hasil panen menjadi lebih sedikit.

Hal serupa juga dialami oleh petani di desa Tekalong, Kecamatan Mentebah, Kecamatan Hulu Galung, Desa Lubuk Antuk yang masih termasuk di Kabupaten Kapuas Hulu. Petani Tekalong padahal mereka baru melakukan panen gadu. Dan kali ini padahal bulir baru mulai muncul saat itu juga enta kenapa walang sangit juga muncul dan memakan semua bulir muda tersebut.

Di lain lokasi, Desa Lubuk Antuk Kelompok petani wanita setempat mengusir walang sangit dengan cara yang cukup tradisional yang diajari turun temurun dengan membuat asap dari buah asam yang dibakar, buat tersebut mirip dengan mirip dengan buah mangga. Jika walang sangit datang maka mereka akan segera membakar buah asam tersebut untuk membuat asap yang dapat membantu mengusir walang sangit yang berdatangan.