Selesai Ospek Siswa ini Meninggal Dunia! dan Aplikasi Telegram Diblokir karena Menyebarkan konten Terorisme & Radikalisme

Setelah liburan panjang hampir 1 bulan, Senin 17/7 adalah hari berakhirnya liburan dan siswa siswa sudah mulai masuk ke sekolah. Tentunya setiap hari pertama sebagian besar sekolah akan melakukan ospek bagi siswa baru. Ospek di SMA Bhayangkari Pontianak berjalan seperti biasanya, hingga tiba - tiba terdengar kabar duka bahwa salah satu peserta ospek dari sekolah tersebut menjemput ajalnya. Setelah ditelusuri ternyata siswa yang bernama Trio Anggono meninggal seusai menjalani ospek yang kemudian meminum minuman bersoda.

Menurut AKP Haryanto " Korban memakai sepeda motor untuk menjemput temannya untuk berangkat bersama - sama ke sekolah untuk mengikutis orientasi yang dilakukan di hari pertama" dikutip dari merdeka.com

Dan setelah kegiatas ospek selesai, Trio pun mengajak temannya untuk mampir di warung di dekat rumah temannya yang bernama Ryan. Di warung itu Trio memesan Sprite yang dicampur dengan susu. Setelah minum di warung tersebut, tiba - tiba saja Trio merasa pusing dan meminta pulang untuk beristirahat di rumah temannya Ryan karena lebih dekat lokasinya dari warung tersebut. 

Main Poker, Casino, Slot dan Sportbook. Dengan bonus deposit 100%. Segera daftar disini!

Namun setelah beristirahat di rumah Ryan, Trio malah semakin pusing dan mengigil, tak lama kemudian Trio pun meninggal di rumah Ryan. Meninggalnya Trio menurut Haryanto tidak berhubungan dengan kegiatan ospek yang diadakan di sekolah tersebut. Karena ternyata korban memiliki riwayat jantung yang bocor. Namun polisi tetap akan mendalami lebih lanjut mengenai penyebab kematiannya.

sumber : https://plus.kapanlagi.com/usai-ospek-38-minum-air-soda-seorang-siswa-sma-meninggal-507f6e.html

Aplikasi Telegram Diblokir oleh Pemerintah

Aplikasi telegram merupakan salah satu aplikasi sosial media yang sangat memudahkan penggunanya untuk melakukan group chat. Bahkan dalam 1 group chat telegram dapat menampung hingga 5000 pengguna. Aplikasi telegram ini juga dikenal lebih aman dan hampir tidak bisa disadap. Tetapi baru - baru ini pemerintah memutuskan untuk memblokir aplikasi telegram, karena telegram terindikasi adanya penyebaran terorisme hingga radikalisme. Dan juga ditemukan rencana atas pembunuhan mantan gubernur non aktif Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Tetapi menurut informasi Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengaku belum belum ada informasi yang masuk ke dia. Padahal sebelumnya Kementrian Komunikasi dan Informatika telah memblokir aplikasi telegram di Indonesia karena adanya penyebaran konten radikalisme dan terorisme.

Telegram sudah digunakan di Indonesia sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2017. Menurut Dirjen Aplikasi Informatika Samuel A Pangerapan, dari data tahun 2015 sampai tahun 2017 para pelaku teroris menggunakan aplikasi telegram ini untuk berkomunikasi dan hanya dua kasus saja yang tidak pakai  telegram.

Dan dari beberapa kejadian terorisme tersebut yang menggunakan telegram adalah aksi rencana untuk bom mobil di  tempat ibadah dan pembunuhan Ahok pada tanggal 23 Desember 2015. Aksi bom bunuh diri dan penyerangan di jalan MH.Thamrin pada tanggal 14 Januari 2016 dan aksi bom yang dilakukan di kampung Melayu di Jakarta pada tanggal 27 Februari 2017. Walaupun begitu, banyak netizen yang protes karena diblokirnya aplikasi telegram. Mereka protes langsung terhadap presiden Jokowi, akan tetapi pemerintah tetap memblokir aplikasi tersebut.  

CEO Telegram Pavel Durov pertama kali mendengar kabar pemblokiran terhadap aplikasinya beliau sangat kaget dan tidak mengetahuinya. Dan juga menurut Pavel hal tersebut aneh karena dia tidak menerima kabar dari pemerintah Indonesia soal ada masalah dengan aplikasinya. Dan pemerintah Indonesia sudah memberitahu pihak telegram melalui email sejak lama.

Setelah mendengar kabar tersebut Pavel pun kembali menelusuri laporan tersebut dan ternyata ada bahwa di tahun 2016 pemerintah Indonesia pernah mengirim email untuk pemblokiran beberapa konten kontennya yang mengandung radikalisme dan terorisme. Dan juga Pavel sudah meminta maaf karena kemarin membantahnya. Pavel saat ini juga sedang menyiapkan langkah langkah bekerjasama dengan pemerintah Indonesia agar aplikasi telegramnya dapat dibuka kembali.                                                                                                                                                                                                          sumber : http://tekno.kompas.com/read/2017/07/17/09201717/drama-telegram-diblokir-mendadak-hingga-ceo-minta-maaf